Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pemkab Kotim Rencanakan Gerakan Posyandu Serentak untuk Dapatkan Data Stunting Akurat

  • Oleh Dewi Patmalasari
  • 08 Mei 2024 - 10:45 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) merencanakan gerakan Posyandu serentak untuk dapatkan data stunting yang akurat.

"Kita akan melakukan satu kegiatan gerakan Posyandu serentak Insya Allah di bulan Juni dan Juli ini untuk memberikan gambaran dan kita bandingkan dengan data survei kesehatan Indonesia," kata Kepala Dinas Pemberdayaan PerempuanPerlindungan AnakPengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Imam Subekti, Rabu, 8 Mei 2024.

Sebelumnya, tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Kotim menggelar rembuk stunting dalam rangka mencarikan solusi permasalahan yang menjadi salah satu perhatian.

Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar kementerian kesehatan RI tahun 2018 angka prevalensi stunting di Kotim sebesar 48,84 persen, tertinggi di Kalimantan Tengah. Kemudian pada tahun 2022 mengacu kepada data survei status gizi Indonesia dari kementerian kesehatan RI angka prevalensi stunting di daerah ini menurun menjadi  27,9 persen dan berdasarkan hasil survei kesehatan indonesia tahun 2023 angka prevalensi stunting naik manjadi 35,5 persen.

"Dengan data yang menunjukkan kenaikan itu bukan berarti kita tidak melakukan penanganan stunting, kita tetap bergerak dan ini disepakati ada 16 desa di beberapa kecamatan yang menjadi lokus stunting untuk tahun 2025," ujarnya. 

Dengan gerakan Posyandu serentak tersebut pihaknya akan mendapat data nyata kondisi balita di daerah ini. Sehingga dapat diketahui perbandingan data yang dihimpun pemerintah daerah dengan data hasil survei kesehatan Indonesia. 

"Apakah memang sebesar itu, lebih besar atau lebih kecil. Kita ingin tahu secara keseluruhan data balita yang ada di Kotim," imbuhnya. 

Sebab selama ini tidak semua balita melakukan kunjungan ke Posyandu segingga tidak terdata. Hal tersebut memungkinkan data survei kesehatan Indonesia memperoleh sampel sebagian besar balita stunting menyebabkan kenaikan prevalensi stunting di daerah ini. 

"Kita bisa lakukan jemput bola untuk ambil data di lokus masing-masing atau di rumah masing-masing seperti saat grebek stunting by address," tandasnya. (DEWI PATMALASARI/Y)

Berita Terbaru