Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Komunitas Utama Ekspor Kalteng Masih Batu Bara, Minyak Kelapa Sawit dan Bijih Zirkonium

  • Oleh Testi Priscilla
  • 26 April 2024 - 10:45 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Komoditas utama ekspor Kalimantan Tengah selama Februari 2024 adalah batu bara pada kelompok bahan bakar mineral, minyak kelapa sawit pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati, dan bijih zirkonium pada kelompok bijih, kerak, dan abu logam.

"Dibanding bulan sebelumnya, terjadi peningkatan dan penurunan nilai ekspor pada sejumlah kelompok komoditas," kata Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Provinsi Kalteng, Eko Marsoro pada Jumat, 26 April 2024.

Peningkatan terbesar menurut Eko terjadi pada kelompok bahan bakar mineral sebesar US$33,39 juta atau naik 10,64 persen dan kelompok hitam sebesar U$0,85 juta pada yang pada bulan Januari 2024 tidak ada.

"Sebaliknya, penurunan terbesar terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$4,83 juta yang turun 10,53 persen," tutur Eko lagi.

Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya atau year on year, lanjut Eko, sejumlah golongan barang mengalami penurunan nilai ekspor yang cukup tinggi pada Februari 2024, kecuali kelompok lemak dan minyak hewani/nabati, bijih, kerak, dan abu logam, lalu ampas/sisa industri makanan, kemudian timah hitam, serta pakaian jadi bukan rajutan.

"Penurunan nilai ekspor year on year terbesar terjadi pada kelompok bahan bakar mineral senilai US$67,51 juta yang turun 16,28 persen," katanya lagi.

Sementara itu, lanjutnya, kelompok lemak dan minyak hewani/nabati mengalami peningkatan nilai ekspor terbesar, senilai US$7,14 juta atau naik 21,06 persen.

"Dilihat secara kumulatif, nilai kegiatan ekspor pada Januari-Februari 2024 turun sebanyak US$192,02 juta atau turun 19,18 persen dibandingkan pada periode Januari-Februari 2023," bebernya.

Penurunan ini menurut Eko disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor sejumlah kelompok barang. Kelompok bahan bakar mineral mendominasi penurunan ini dengan penurunan senilai US$167,26 juta atau turun 20,20 persen.

"Penurunan nilai ekspor juga terlihat pada kelompok lainnya seperti kelompok kayu dan bahan dari kayu dan kelompok karet dan bahan dari karet serta kelompok garam, belerang dan kapur. Sementara itu, kelompok lemak dan minyak hewani/nabati dan kelompok bijih, kerak dan abu logam serta kelompok ampas, sisa industri makanan mengalami peningkatan pada periode tahun ini," jelas Eko Marsoro. (TESTI PRISCILLA/Y)

Berita Terbaru